dewaslot99 link
-
2024-10-08 19:53:11 Source:dewaslot99 link
Browse(81216)
dewaslot99 link,gambar negara haaland,dewaslot99 link jpnn.com, JAKARTA - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih diandalkan sebagai shock absorberyang dapat melindungi masyarakat dan menjaga stabilitas perekonomian nasional di tengah potensi eskalasi tensi geopolitik yang masih tinggi. Hal ini terbukti dari kinerja APBN hingga triwulan I 2024 yang tetap on-track di tengah gejolak situasi global. Secara makro, Indonesia memiliki kondisi positif yang tercermin dari adanya peningkatkan output manufaktur, surplus neraca perdagangan, inflansi domestik yang terkendali, prospek pertumbuhan jangka pendek yang masih kuat, dan pasar keuangan domestik yang relatif terjaga. Neraca perdagangan per Maret 2024 juga masih menunjukan surplus hingga bulan ke-47, meski terdapat tren penurunan. Hal ini diakibatkan masih lemahnya kinerja ekspor dengan turunnya pertumbuhan impor -4,2 persen, dan ekspor -12,8 persen yoy. Sementara itu, Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai Encep Dudi Ginanjar mengatakan bahwa penerimaan Bea Cukai sampai dengan Maret 2024 telah mencapai 21,5 persen target, yaitu sebesar Rp 69 triliun. Namun, Bea Cukai mencatat penurunan 4,5 persen dibandingkan tahun lalu, karena turunnya penerimaan bea masuk dan cukai. Namun, lanjut Encep, di triwulan I ini tercatat ada peningkatan di penerimaan bea keluar sebagai dampak positif dari kebijakan pemerintah, seperti relaksasi ekspor.Kinerja APBN On Track di Triwulan 1 2024, Penerimaan Bea Cukai Telah Capai Rp 69 T
Selasa, 30 April 2024 – 17:53 WIB APBN masih diandalkan sebagai shock absorber yang dapat melindungi masyarakat dan menjaga stabilitas perekonomian nasional di tengah potensi eskalasi tensi geopolitik yang masih tinggi. Foto: ilustrasi/dokumentasi Bea Cukai
Di triwulan I 2024, pendapatan negara dalam APBN telah tercapai 22,1 persen dari target, yaitu sebesar Rp 620,01 triliun (-4,1 persen yoy), sedangkan belanja negara dalam APBN terealisasi 18,4 persen dari pagu, yaitu sebesar Rp 611,9 triliun (18 persen yoy), dengan surplus APBN sebesar Rp 8,1 triliun atau 0,04 persen produk domestik bruto (PDB).Kepabeanan dan Cukai
"Penerimaan bea masuk turun akibat penurunan rata-rata tarif efektif turun karena pemanfaatan free trade agreement(FTA) dan penurunan bea masuk dari komoditas utama, sedangkan penerimaan cukai turun karena penurunan produksi barang kena cukai, terutama hasil tembakau, yang sejalan dengan kebijakan pengendalian konsumsi," terang Encep, Selasa (30/4).
Previous article:erek kalender
Next article:motorqq
Related reading
- ● waktu permainan sepakbola
- ● cara download higgs domino speeder
- ● hasil skor aff hari ini
- ● kediri toto togel
- ● dewiqq login
- ● prediksi keramat sdy
- ● juraganslot link alternatif
- ● kos toto
- ● otto4d
- ● beli akun higgs domino level 5
- ● mimpi nenek yang sudah meninggal
- ● paiton sgp
- ● kenzototo login
- ● result hk 6d
- ● moga4d com