kinghorsetoto 0814

kinghorsetoto 0814,paito ktm,kinghorsetoto 0814

JPNN.com » Internasional » Eropa » Armenia Tidak Butuh Bantuan Tentara Asing untuk Menghabisi Azerbaijan

Armenia Tidak Butuh Bantuan Tentara Asing untuk Menghabisi Azerbaijan

Kamis, 01 Oktober 2020 – 05:39 WIB Armenia Tidak Butuh Bantuan Tentara Asing untuk Menghabisi AzerbaijanFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comArmenia dan Azerbaijan di ambang perang terbuka terkait sengketa wilayah Nagorno-Karabakh. Foto: ANTARA/Melik Baghdasaryan/Photolure via REUTERS/tm

jpnn.com, YEREVAN - Bentrok antara pasukan Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh memasuki hari keempat, Rabu (30/9). Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menegaskan bahwa pihaknya belum membutuhkan bantuan pasukan dari negara lain.

Sejak kedua negara itu menyepakati gencatan senjata pada 1994, bentrok minggu ini jadi pertempuran paling parah antara pasukan Armenia dan Azerbaijan.

Warga Nagorno-Karabakh yang mayoritas penduduknya beretnis Armenia serta Azerbaijan mengatakan serangan datang dari dua arah di sepanjang perbatasan.

Baca Juga:
  • Armenia dan Azerbaijan Kirim Senjata Berat ke Garis Depan

Pertempuran telah meluas dan melewati wilayah perbatasan sehingga dua negara bekas Uni Soviet itu berpotensi berperang.

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan ia masih belum memikirkan perlunya bantuan asing, meskipun ada perjanjian keamanan pasca Uni Soviet bubar. Walaupun demikian, ia tidak menutup kemungkinan bantuan itu akan diperlukan nantinya.

PM Pashinyan sempat berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin lewat sambungan telepon, Selasa.

Baca Juga:
  • DPR Minta PBB Damaikan Konflik Armenia dan Azerbaijan

“Armenia akan menjamin keamanan dalam negeri, baik dengan atau tanpa bantuan Organisasi Traktat Keamanan Kolektif (CSTO),” kata Pashinyan sebagaimana dikutip oleh sejumlah kantor berita Rusia.

Pashinyan mengatakan ia dan Putin tidak membahas kemungkinan intervensi pasukan Rusia untuk meredakan konflik di Nagorno-Karabakh.