nana 4d togel login

nana 4d togel login,ahh4d,nana 4d togel loginJakarta, CNN Indonesia--

Lembaga Sensor Film (LSF) Republik Indonesia akan gencar sosialisasi kepada masyarakat umum terkait budaya sensor mandiri berdasarkan klasifikasi usia saat menonton film.

Ketua LSF Rommy Fibri Hardiyanto saat konferensi pers di kawasan Jakarta Pusat, Senin (3/6) mengatakan literasi dan edukasi menjadi rencana yang digaungkan LSF untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menonton film sesuai umur.

Lihat Juga :
TILIKANRuwet Masalah Film Vina: Antara Etika, Hukum, dan Edukasi

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketidaksesuaian itu pun seringkali memunculkan masalah, mulai dari ketidaknyamanan saat menonton hingga dampak negatif bagi penonton yang menyaksikan film tidak sesuai usianya.

Kepada CNNIndonesia.com, Rommy menjelaskan bentuk sosialisasi tersebut akan dilakukan dengan cara berdiskusi bersama setiap lapisan masyarakat melalui pendekatan kultural alih-alih menerapkan aturan ketat dan sanksi.

[Gambas:Video CNN]



"Pertama yang harus dipahami adalah inikan kerja-kerja budaya, kerja edukasi atau peningkatan literasi itu pendekatannya adalah kultural," kata Rommy.

Pilihan Redaksi
  • LSF Beber Alasan Film Kiblat Belum Lulus Sensor
  • Asosiasi: Kolaborasi Penting untuk Lawan Konten Bajakan

"Tidak bisa struktural apalagi pendekatannya kekerasan atas nama disiplin kemudian diketatin, itu sudah enggak kontekstual untuk zaman sekarang," lanjutnya.

"Kerja kultural itu maksudnya kita harus selalu menyampaikan literasi tentang menonton film ini kepada masyarakat, harus selalu disampaikan, sampai di titik tertentu mereka memiliki kesadaran. Jadi kesadarannya itu sudah terbangun secara otomatis," kata Rommy.

"Kerja kultural" tersebut dijabarkan Rommy dengan cara mengundang berbagai pihak dari masyarakat umum, mulai dari mahasiswa, guru dan dosen, hingga komunitas penggemar film dan ibu-ibu.



Rommy juga mengklaim LSF dan pihak bioskop melalui Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) telah bekerja sama melakukan kampanye budaya sensor mandiri agar penonton bijak memilih film sesuai dengan klasifikasi usianya.

"LSF sudah dua tahun bekerja sama dengan GPBSI untuk melakukan kampanye juga, bioskop itu sebenarnya sudah melakukan kampanye, promosi, untuk sosialisasi budaya sensor mandiri untuk pencegahannya, bioskop sudah melakukan hal itu bekerja sama dengan LSF," kata Rommy.

Kampanye budaya sensor mandiri dalam bioskop merujuk pada jargon "tonton sesuai umur" dalam area bioskop, klasifikasi usia yang tertera saat membeli tiket, iklan layanan masyarakat terkait klasifikasi usia, hingga surat lolos sensor yang juga ditayangkan sebelum film dimulai.

(van/end)

Previous article:ts toto 4d

Next article:download domino x8